Gelembung

Minggu, 31 Agustus 2014

Renungan dalam al Qur'an

Renungan

Al Kahfi. 103. Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”
Al Kahfi. 104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Al Kahfi.105. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
Al Kahfi.106. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
“ Hidup di dunia ini adalah suatu ujian dan cobaan “ kata kata tersebut sering di ucapkan  manusia yang telah memahami arti suatu kehidupan dan kata kata tersebut juga sering di tentang oleh sebagian manusia yang lain . . . mereka berpedoman bahwa hidup adalah suatu kenikmatan ( pola hidup hedonisme ) dan sebagian  manusia yang lain kadang mengikuti kadang juga menentang kata tersebut diatas
kesimpulan penulis kata kata tersebut tidak dapat dipaksakan kepada manusia sebab setiap individu mempunyai pola pikir, pola hidup serta budaya yang berbeda-beda.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan suatu kesimpulan yang tegas yaitu kata kata tersebut di atas adalah benar ( khusus bagi penulis sendiri …  dengan berbagai alasan dan pengalaman yang ditinjau dari khasanah ilmu yang penulis pelajari serta pengalaman pribadi ).
 Sepenggal cerita
Si fulan memperoleh uang dari memperdayai temannya sendiri dengan nilai ter tentu pada saat pulang kerumah uang itu di hitung berkali kali dan ternyata nilai uang tersebut adalah satu juta rupiah dan teman yang di  perdayai tersebut merasa dan menyadari kalau dirinya diperdaya oleh si fulan maka sang teman memberi penilaian bahwa si fulan tersebut adalah manusia curang .
Selang beberapa minggu uang tersebut di belanjakan barang barang keperluan pribadi oleh si fulan dan tanpa si fulan sadari uang yang ada di tangan habis.
Meskipun uang hasil dari memperdaya manusia lain itu habis . . .tanpa si fulan sadari ternyata catatan terhadap dirinya sebagai manusia curang dari sekelilingnya masih melekat erat pada dirinya
Pemikiran penulis jika manusia memperoleh hasil dengan cara yang halal maka manusia tersebut tanpa dirinya sadari akan ditulis dengan non textual maupun textul oleh masyarakat sekitarnya dengan manusia baik akan tetapi jika manusia tersebut memperoleh hasil dengan cara curang maka manusia sekitarnya menulis secara non textual maupun textul kepada dirinya dengan julukan manusia curang dan julukan tersebut berbanding terbalik dengan hasil dari tehnik mewujudkan keinginannya
begitu cepat dan singkatnya perubahan dari hasil betransaksi dengan manusia lain akan tetapi begitu lambat perubahan penilain manusia kepada manusia saat mengadakan transaksi.
Usia manusia fersi alquran adalah seribu bulan jika lebih dari seribu bulan maka  manusia semakin lama semakin sengsara  dalam mengarungi hidup di dunia ini.
Usia 1 tahun sampai 20 tahun kebanyakan manusia masih bergantung kepada kedua orang tunya pada masa tersebut manusia bermain main untuk mencari jati diri serta menyiapkan segala perlengkapan  untuk berkompetisi dengan manusia lain guna mewujudkan segala keinginannya.
Usia 20 sampai 40 adalah masa aplikasi diri serta kompetisi dengan manusia lain untuk mewujudkan suatu keinginan dan Usia 40 sampai 83 adalah masa penemuan jati diri dan pada usia 83 keatas adalah pembenahan terhadap segala organ tubuh. Semakin lama dirinya hidup di dunia maka tubuhnya akan semakin layu dan seluruh panca indra semakin tidak peka, dengan kata lain seluruh kenikmatan hidup akan diambil satu demi satu   . . .mata yang dulunya bisa untuk melihat dengan nyalang maka pada saat itu  akan mulai kabur, telinga yang dulunya sangat peka maka saat itu mulai perlu bantuan alat pendengar, kaki yang dulunya lincah untuk berjalan maupun berlari maka saat itu mulai butuh bantuan tongkat, gigi yang dulunya bisa untuk makan segala macam pada saat itu perlu bantuan gigi palsu dan banyak lagi organ tubuh yang perlu di tunjang dengan alat-alat bantu untuk menjalani sisa hidup dihari tua.
Al Kahfi. 104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Bagi manusia yang cerdas akan mengotak atik kalamullah yang dasyat tersebut di atas
Kebanyakan manusia berpikir hanya terhenti dalam kehidupan dunia, mereka tidak pernah memikirkan bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan ke tiga dalam  perjalanan yang harus di tempuh menuju ke pada sang pencipta
Dalam Agama islam perjalanan hidup manusia ada 7 tahapan
1 berada dalam lauhil maqfud ( ruh )
2 dalam kandungan
3 dalam dunia fana
4 dalam alam barzah
5 dalam alam mahsyar
6 dalam alam pembalasan ( neraka atau surga )
7 kembali kedalam lauhil maqfud ( jika allah menghendaki )
 Kehidupan alam ke tujuh banyak kontroversi dari para ulama akan tetapi penulis tetap berpegang teguh kepada kalamullah alquranul kharim yaitu jika Allah menghendaki   sesuai firman Allah dalam surat hud ayat 105 sampai 109
Penulis tidak bisa mengikuti atau berkonfrontasi pada suatu ilmu yang manusia hanya sanggup menduga duga dan berprasangka sedangkan ilmu atau kebenaran milik Allah maka dari itu dalam meniti alam ke tujuh ada tambahan jika Allah menghendaki  .
Merujuk perjalanan manusia yang begitu jauh dan bahkan teramat jauh maka kehidupan dunia ini adalah satu fase diantara ke tujuh fase dari suatu ilmu perjalanan manusia yang di ajarkan oleh sang  pencipta .
Fakta dan pengalaman
zaman sekarang yang di eluh eluhkan adalah fakta dan pengalaman
Definisi :
Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi
Pengalaman adalah segala sesuatu yg pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dsb).
dua unsur ini adalah tolok ukur suatu kebenaran dan jika tidak memakai filter kedua unsur tersebut dianggap kurang valid kebenarannya akan tetapi jika di uji lebih seksama ternyata teori tersebut sangat lemah terbukti jika :
1.manusia di suruh menerangkan bagaimana kehidupan di alam lauhil maqfud ( ruh ) Dan di alam kandungan Penulis jamin tidak ada satupun manusia yang Mampu menerangkan meskipun setiap diri mengalami hidup di dua alam tersebut sebab sudah menjadi kodrat manusia diciptakan bersifat mudah lupa dengan sesuatu yang di alaminya. Setiap manusia hanya mempunyai sedikit kemampuan dalam ilmu mengingat sesuatu .
2. Jika manusia mengambil selembar kertas dan ditulis degan huruf C I N T A  pada selembar kertas putih tersebut maka kebanyakan manusia akan membaca selembar kertas putih tersebut dengan ucapan CINTA akan tetapi jika diuji dengan teori fakta maka seharusnya pembacaan kertas putih yang bertuliskan cinta adalah kosong kosog …… banyak sekali setelah itu baru di baca C setelah itu kosong I kosong N kosong T kosong A kosong kosong kosong dan banyak kosong sampai are kertas  putih tersebut habis.
Kesimpulan penulis bahwa ilmu manusia yang saat ini di gembar gemborkan sangat hebat terkadang berbanding  terbalik dengan perilaku  yang di gembar gemborkan tersebut dan maha benar allah dengan segala Firmannya pada ayat suci Alquran sesungguhnya ilmu manusia hanya terbatas pada apa yang di ajarkan oleh tuhannya sedang yang ghaib atau sesuatu yang tidak di ketahui itu lebih  banyak dan tak terhingga.
 Al Kahfi.105. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
Al Kahfi.106. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
 Setiap kita menciptakan sesuatu pasti akan menciptakan juga suatu aturan  yang si sebut buku petunjuk begitu juga yang maha kuasa bila dirinya menciptakan manusia pasti juga memberikan buku petunjuknya juga, entah itu mengenai kesehatan , cara mencari makan, berinteraksi dengan sesama mahluq hidup  atau asal mula serta tujuan akhir dari perjalanan manusia tersebut.
 Didalam agama islam buku petunjuk tersebut bernama  Alqur’anul Karim sedangkan pada agama lain pasti ada buku petunjuknya juga.  Dalam buku petunjuk tersebut ( khususnya umat muslim ) di jelaskan panjang lebar mengenai segala sesuatu yang bisa membimbing manusia menuju fitrahnya seperti Siapakah Sang Khaliq Atau pencita manusia, asal usul dan tujuan akhir dari perjalanan manusia dan banyak lagi ilmu yang diturunkan oleh sang pencipta untuk  kemaslahatan manusia itu sendiri.
 Terkadang manusia lupa atau pura pura lupa kepada buku petunjuk tersebut  kebanyakan mereka mengikuti pola tingkah, adat isriadat serta budaya yang di diajarkan orang tua atau masyarakat sekitarnya tanpa mengadakan suatu penelitian atau perbandingan dengan buku petunjuk yang di ajarkan oleh tuhannya.
 Jika di selidiki lebih dalam hampir semua manusia mempuyai ilmu dan akal untuk mengadakan penelitian dan perbandingan guna mencapai taraf hidup yang lebih baik secara khafa akan tetapi jika di ajak untuk memaki akal serta ilmu yang mereka miliki guna mengadakan perbaikan terkadang mereka enggan untuk berubah , mereka lebih senang mengkuti pola tingkah serta budaya yang berlaku pada masyarakat sekitanya meskipun pola tingkah serta budaya tersebut menyesatkan,
 Maka jika terjadi tatanan budaya yang centang perenang serta pola tingkah yang semakin lama semakin mendekati perilaku hewan tidak perlu heran sebab manusia adalah mahluq yang suka membantah kepada akal , imu serta kepada penciptanya. Mereka lebih suka menghamba kepada hawa nafsunya dari pada menghamba kepada  akal, ilmu serta kepada tuhan yang telah menciptakannya serta menyayangi dengan memberi segala perlengkapan serta kebutuhan plus buku petujuk agar kelak jika kembali kepada tuhannya bia kembali suci seperti kala dia dilahirkan’.
 Maka Jika pada hari pembalasan kelak mereka disiksa atau dianiaya setimpal dengan tingkah lakunya  maka adalah hal yang sangat wajar sekali sebab dalam perjumpaan dengan sang pencipta manusia tidak membawa apa apa kecuali catatan amal perbuatan yang harus dipertanggug jawabkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar